This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 09 Februari 2014

Tak Akan Ku Lupa

TAK AKAN KU LUPA
Saat koridor-koridor itu mulai terbasahi
Gelap menyelimuti setiap orang berseragam
Kau datang membawakanku pelangi
Saat hujan luka itu masih menari diatas perih

Kau hadirkan senyum terindah
Saat aku tenggelam dalam larutnya kegelapan
Sedikitpun tak akan ku lupa
Saat kau membawaku pada kehidupan

Sedikitpun tak akan ku lupa
Saat senyummu menjadi satu-satunya nafas untukku

Tempat Pembuangan Akhir Cerita Mereka

Maaf…
Aku memang bukan pendengar dan penghayat cerita yang baik
Apalagi memberi penjelasan rumitnya cerita itu

Tapi setidaknya…
Tak lepas statusku menjadi tempat pembuangan akhir cerita itu
Walau lebih sering aku teremehkan
Datang ketika dibutuhkan saja

Tapi tak masalah bagiku
Terima kasih sahabatku
Kalian masih menganggapku ada

Jumat, 07 Februari 2014

Kita Selalu Bersama

KITA SELALU BERSAMA
Sedih, sunyi, canda, tawa kita lewati bersama
Kemanapun bagai tali yang telah diikat kuat, yang tak dapat dilepas
Kau hibur aku disaat gundah dan kuhibur kau disaat kau membutuhkan
Kita saling melengkapi satu sama lain

Tapi berbeda
Berbeda pada saat itu
Pada saat waktu tak berpihak kepada kita
Kau dan aku terpisah

Dan akhirnya,
Akhirnya kau meninggalkan aku dengan sosok bayangmu
Bayangmu yang tak tahu dimana tubuhnya
Yang sekarang sudah tak mempunyai hati dan perasaan
Seperti bukan lagi sahabatku

SAHABAT ITU.....
Puisi Psycho
Selalu hadir dalam kehidupan kita
Baik itu senang atau susah
Tak perlu berkata ia pasti mendengar
Semua cerita akan tercampur dengan bumbu kisahnya
Menegur kala kita salah mengambil langkah
Menyokong kala kita mengangkat satu keputusan
Bertanggung jawab walau tak ikut menyebabkan
Meniupkan hawa kedamaian kala kita terbalut dalam emosi

Dan…
Selalu seperti itu hingga takdir memisahkan

Rabu, 05 Februari 2014

Drama Bahaya Narkoba

Drama Bahaya Narkoba

Ada sebuah kampung, kampung arang namanya di kampung tersebut ada sekelompok orang yang mengedarkan narkoba kepada anak muda dan sekaligus mereka pemakai barang tersebut. Mereka sangat meresahkan warga.
Tono : “Berapa banyak yang kau edarkan hari ini?”
Anton : “Lumayan 3 bungkus.”
Tono : “Pekerjaanmu bagus.”
Anton : “Ia dong siapa dulu.”
Tono : “Ini jatah pekerjaanmu hari ini.”
Anton : “Terima kasih Bos!”
Tono : “Kamu harus hati-hati ya jangan sampai ketahuan siapapun.”
Dan anton pun berangkat untuk mengedarkan barangnya kepada pelanggan.
Arfandi : “Bang ada barangnya!”
Anton : “Berapa banyak?”
Arfandi : “Seperti biasa bang.”
Anton : “Ia, ada uang ada barang.”
Arfandi : “Terima kasih bang!”
Anton : “Kamu hati-hati bawa barangnya nanti orang curiga.”
Arfandi : “Tenang saja bang.”
Tono : “Kerjamu memang bagus.”
Anton : “Pasti dong Bos!”
Warga 1 : “o..oh rupanya disini barang manusia bejat (pengedar) pengedar narkoba ini harus harus dilaporkan.”
Warga 2 : “Ayo ini harus kita laporkan pak RT.”
Warga 1 : “Ia, memang benar.”
Kedua warga pun langsung pergi kerumah pak RT untuk memberi tahukan sarang penjahat yang ada dikampungnya (pengedar).
Warga : “Assalamu’alaikum pak RT.”
Pak RT : “Wa’alaikum salam, ada apa?”
Warga 1 : “Ada masalah di kampung kita.”
Pak RT : “Masalah apa ayo kita masuk dulu.”
Warga 1 : “Terima kasih pak.”
Pak RT : “Duduklah dulu, ceritakan dengan tenang.”
Warga 1 : “Tadi kami berjalan di belakang kampung dan melihat orang mencurigakan rupanya mereka pengedar narkoba.”
Pak RT : “O..oh begitu ceritanya.”
Warga : “Apakah kita laporkan polisi pak RT ?”
Pak RT : “Tentu saja kita laporkan.”
Pak RT langsung pergi untuk memberitahukan ada pengedar narkoba di kampungnya.
Polisi : “Ada apa pak?”
Warga : “Ada kelompok pengedar narkoba dikampung kami.”
Polisi : “Dimana tempatnya?”
Warga : “Dirumah kosong, belakang kampung.”
Polisi : “Kalau begitu kita berangkat, untuk menangkapnya siapkan pasukan.”
Dua warga dan polisi pun langsung menyergap sekelompok pengedar narkoba itu.
Polisi : “Nah……kamu memakai baju biasa.”
Warga : “Ia, pak?”
Polisi : “Kamu menyamar jadi pembeli.”
Dan warga pun langsung menyamar jadi pembeli.
Anton : “Ada apa dek?”
Arfandi : “Apa ada barang seperti biasa bang?”
Anton : “Tentu saja, ada uang ada barang.”
Arfandi : “Ini uangnya.”
Anton : “Thank you ini barangnya.”
Polisi pun langsung menyergap sekelompok pengedar narkoba itu yang ada di kampung arang.
Eko : “Angkat tangan kalian sudah di kepung.”
Anton,Tono : “Ampun pak, jangan pukul saya.”
Eko : “Ayo kita kekantor beri keterangan darimana kau dapatkan barang itu.”
Anton, Tono : “Daerah Aceh.”
Eko : “Siapa bandarmu itu?”
Tono : “Anton brekele (Bang Bujang)
Eko : “Dimana tempat tinggalnya?”
Tono : “Di Gg. Durian, tepian Kapuas.”
Pasukan polisi pun langsung pergi kerumah yang ditunjukkan oleh Tono.
Eko : “Ayo…ayo selidiki Dan tangkap dia.”
Eko : “Nampaknya ada yang beli barang dengan dia pak.”
Eko : “Ayo kita langsung sergap.”
Eko : “Angkat tangan kalian.”
Anton : “Ampun pak jangan tembak saya.”
Eko : “Mana barang haram yang kau simpan.”
Anton : “Tidak ada pak.”
Eko : “Kamu jangan bohong.”
Anton : “Dibawah lemari saya.”
Eko : “Ayo lihatkan dimana tempatnya.”
Akhirnya Bandar besar itu ditangkap polisi dan dijatuhkan hukuman 10 tahun penjara.

Senin, 03 Februari 2014

Drama Sang Penjudi Dan Sang Pemabuk

Drama  Sang Penjudi Dan Sang Pemabuk

Para pelaku :
Bandar judi : Dian Permana Putra
Penjudi I : Duwi Cahyono
Penjudi II : Reza Fazria
Pemabuk : Apriyadi
Intel : Taufik
Narator : Zulfikar
Pada suatu hari di suatu kota, tepatnya di rumah perjudian terdapat dua orang remaja yang sedang asyik bermain judi.
Bandar judi :“Ayo, pasang-pasang ! Yang jauh mendekat, yang dekat merapat, yang cepat dia dapat.”
Penjudi I : “Ha..ha…ha…….pasti aku akan menang lagi.”
Penjudi II : “Ah, mana mungkin, masa kamu menang terus. Lihat nih aku pasti akan menang. Oke bang aku pasang kilin Rp 50.000,00 pastiakan kena.”
Penjudi I : “Cepat bang buka tutupnya, aku sudah tidak sabar nih !”
Bandar judi : “Yah, ternyata tidak ada yang kena, maaf saya makan semua.”
Penjudi II : “Ah, mana mungkin, masa saya kalah terus.”
Bandar judi : “sudah, jangan banyak bacot, mau main lagi tidak.”
Penjudi I dan II : “Mau bang, mau !”
Bandar judi : “Ya sudah cepat pasang.”
Penjudi I : “Oke deh bang.”
Lalu tampak dari kejauhan datang seorang pemabuk yang sedang memegang botol minumannya.
Pemabuk : “Eh, luh-luh pade sedang main apa ?”
Penjudi I : “Kami sedang main judi, apa abang mau ikut bergabung ?”
Pemabuk : “Oke deh ! Gue ikut main.”
Bandar judi : “Nah gitu dong bang.”
Pemabuk : “Gue pasang yang ini. Sudah cepat buka.”
Bandar judi : “Oke deh bang.”
Pemabuk : “Hore gue kena.”
Penjudi I : “Hebat betul abang ini, baru datang langsung menang.”
Pemabuk : “Ah, itu hanya kebetulan.”
Dan tak lama kemudian datang seorang intel yang menyamar sebagai penjudi.
Pemabuk : “Eh, nama luh siapa ?”
Intel : “nama saya boy, bang.”
Bandar judi : “Apa luh mau ikut main ?”
Intel : “Mau bang.”
Pemabuk : “Kalau mau, cepat sini pasang.”
Intel : “Iya bang.”
Lalu Bandar pun mulai menggoncang-goncangkan mangkuk berisi buah dadu.
Bandar judi : “Ayo pasang-pasang.”
Penjudi I : “Saya pasang si.”
Penjudi II : “Saya pasang liong.”
Pemabuk : “Saya pasang kai.”
Intel : “Saya pasang fung.”
Lalu Bandar judi pun membuka tutup mangkuk.
Bandar judi : “Yah, tenyata kilin, maaf saya makan semua.”
Penjudi II : “Ah, tidak mungkin masa saya kalah melulu dari tadi.”
Bandar judi : “Mungkin kamu hari ini kurang beruntung.”
Penjudi II : “Bukan nasibku yang kurang beruntung, tapi kamu yang curang.”
Bandar judi : “Jadi kamu tidak terima kalau kamu kalah.”
Penjudi II : “Ya.”
Lalu terjadilah perkelahian antara Bandar judi dengan pejudi II.
Intel :”Berhenti, kalian ini seperti anak kecil saja.”
Bandar judi : “Ah, memangnya luh siapa ?”
Intel : “Saya hanya pemain ! Tapi saya ingin melerai kalian, supaya tidak berkelahi.”
Bandar judi : “Ah, ribut saja kamu sudah diam.”
Ternyata penjudi I adalah seorang polisi yang berkerja sama dengan intel tersebut, lalu penjudi I dan intel mengambil sesuatu didalam baju.
Penjudi I : “Angkat tangan, jangan ada yang bergerak.”
Bandarjudi :”Ampun pak, ampun jangan tangkap saya pak !”
Pemabuk : “Ampuni kami pak saya tidak akan mengulanginya lagi pak.”
Penjudi II : “Ya pak bebaskan kami !”
Intel : “Tidak bisa, kalian semua akan saya bawa kekantor polisi.”
Akhirnya mereka mendekam di dalam sel selama beberapa bulan.
PESAN – PESAN :
Itulah akibat dari anak yang sering dimanja dengan uang dan akhirnya tidak ada uang Ia malah berjudi dan juga pengaruh minuman keras.