Rabu, 05 Februari 2014

Drama Bahaya Narkoba

Drama Bahaya Narkoba

Ada sebuah kampung, kampung arang namanya di kampung tersebut ada sekelompok orang yang mengedarkan narkoba kepada anak muda dan sekaligus mereka pemakai barang tersebut. Mereka sangat meresahkan warga.
Tono : “Berapa banyak yang kau edarkan hari ini?”
Anton : “Lumayan 3 bungkus.”
Tono : “Pekerjaanmu bagus.”
Anton : “Ia dong siapa dulu.”
Tono : “Ini jatah pekerjaanmu hari ini.”
Anton : “Terima kasih Bos!”
Tono : “Kamu harus hati-hati ya jangan sampai ketahuan siapapun.”
Dan anton pun berangkat untuk mengedarkan barangnya kepada pelanggan.
Arfandi : “Bang ada barangnya!”
Anton : “Berapa banyak?”
Arfandi : “Seperti biasa bang.”
Anton : “Ia, ada uang ada barang.”
Arfandi : “Terima kasih bang!”
Anton : “Kamu hati-hati bawa barangnya nanti orang curiga.”
Arfandi : “Tenang saja bang.”
Tono : “Kerjamu memang bagus.”
Anton : “Pasti dong Bos!”
Warga 1 : “o..oh rupanya disini barang manusia bejat (pengedar) pengedar narkoba ini harus harus dilaporkan.”
Warga 2 : “Ayo ini harus kita laporkan pak RT.”
Warga 1 : “Ia, memang benar.”
Kedua warga pun langsung pergi kerumah pak RT untuk memberi tahukan sarang penjahat yang ada dikampungnya (pengedar).
Warga : “Assalamu’alaikum pak RT.”
Pak RT : “Wa’alaikum salam, ada apa?”
Warga 1 : “Ada masalah di kampung kita.”
Pak RT : “Masalah apa ayo kita masuk dulu.”
Warga 1 : “Terima kasih pak.”
Pak RT : “Duduklah dulu, ceritakan dengan tenang.”
Warga 1 : “Tadi kami berjalan di belakang kampung dan melihat orang mencurigakan rupanya mereka pengedar narkoba.”
Pak RT : “O..oh begitu ceritanya.”
Warga : “Apakah kita laporkan polisi pak RT ?”
Pak RT : “Tentu saja kita laporkan.”
Pak RT langsung pergi untuk memberitahukan ada pengedar narkoba di kampungnya.
Polisi : “Ada apa pak?”
Warga : “Ada kelompok pengedar narkoba dikampung kami.”
Polisi : “Dimana tempatnya?”
Warga : “Dirumah kosong, belakang kampung.”
Polisi : “Kalau begitu kita berangkat, untuk menangkapnya siapkan pasukan.”
Dua warga dan polisi pun langsung menyergap sekelompok pengedar narkoba itu.
Polisi : “Nah……kamu memakai baju biasa.”
Warga : “Ia, pak?”
Polisi : “Kamu menyamar jadi pembeli.”
Dan warga pun langsung menyamar jadi pembeli.
Anton : “Ada apa dek?”
Arfandi : “Apa ada barang seperti biasa bang?”
Anton : “Tentu saja, ada uang ada barang.”
Arfandi : “Ini uangnya.”
Anton : “Thank you ini barangnya.”
Polisi pun langsung menyergap sekelompok pengedar narkoba itu yang ada di kampung arang.
Eko : “Angkat tangan kalian sudah di kepung.”
Anton,Tono : “Ampun pak, jangan pukul saya.”
Eko : “Ayo kita kekantor beri keterangan darimana kau dapatkan barang itu.”
Anton, Tono : “Daerah Aceh.”
Eko : “Siapa bandarmu itu?”
Tono : “Anton brekele (Bang Bujang)
Eko : “Dimana tempat tinggalnya?”
Tono : “Di Gg. Durian, tepian Kapuas.”
Pasukan polisi pun langsung pergi kerumah yang ditunjukkan oleh Tono.
Eko : “Ayo…ayo selidiki Dan tangkap dia.”
Eko : “Nampaknya ada yang beli barang dengan dia pak.”
Eko : “Ayo kita langsung sergap.”
Eko : “Angkat tangan kalian.”
Anton : “Ampun pak jangan tembak saya.”
Eko : “Mana barang haram yang kau simpan.”
Anton : “Tidak ada pak.”
Eko : “Kamu jangan bohong.”
Anton : “Dibawah lemari saya.”
Eko : “Ayo lihatkan dimana tempatnya.”
Akhirnya Bandar besar itu ditangkap polisi dan dijatuhkan hukuman 10 tahun penjara.

0 komentar:

Posting Komentar