Sabtu, 25 Januari 2014

Fabel : Kuda Bodoh dan Anjing

Fabel : Kuda Bodoh dan Anjing

Dahulu anjing memang bersahabat dengan kuda. Mereka kemana saja selalu bersama, jika kuda sedang makan rumput di padang, anjing menunggu sambil tidur – tiduran di semak – semak. Jika anjing sedang makan, kuda bergolek sambil mengunyah – ngunyah rumput.

Meskipun begitu, anjing sering mempermainkan kuda. Kuda adalah binatang yang sabar. Ia senantiasa tersenyum.
Anjing : “Hai, kuda ! Aku mendengar manusia menuduh kawannya. Manusia itu mengatakan bahwa senyum kawannya itu seperti senyum kuda.”
Kuda tidak menjawab . Ia hanya tersenyum .
Anjing : “Apakah senyummu itu menarik atau menjijikan ?” Tanya anjing menggoda kuda .
Kuda : “Manusia memang ada-ada saja yang di cerita kan, anjing .pandai mencaci, tetapi ia sendiri tetap jahat.” Kata kuda, yang merasa dirinya juga tersinggung dengan ucapannya itu.

Kuda tidak tinggal diam kalau dipermainkan anjing.
Kuda : “Hai anjing ! aku juga sering mendengar manusia menuduh sesamanya. Katanya senyum manusia itu seperti anjing dibakar. Apa ya, kira-kira makudnya ?”
Anjing yang merasa terpukul lalu menjawab.
Anjing : “Ah, sama saja dengan katamu tadi bahwa manusia suka mencaci, menjelek-jelekkan orang lain. Padahal mereka sendiri lebih jelek. Bukankah mereka itu yang membunuh dan membakar anjing ? Senyum anjing dibakar adalah senyum penderitaan bukanlah senyum kegembiraan.”
Suatu ketika, anjing mengundang kuda agar datang ke rumahnya. Ia hendak mengadakan pesta, kuda datang tanpa curiga. Sambil membawa bingkisan dedak padi bercampur garam.
Ketika kuda tiba di rumah anjing, persiapan pesta telah siap. Kambing, kerbau, dan lembu juga hadir.”

Anjing : “Saudara-saudara, acara pesta akan kita mulai, saya harap saudara – saudara duduk dengan tertib.”
Kambing : “Mbek, ……. Sejak nenek moyangku belum pernah duduk, susah juga
nih !”
kuda : “Ieh,,,,saya juga belum pernah duduk, tapi kita harus menghormati tuan rumah.”
Lembu : “Uh…..betul – betul terlalu, masak kita disuruh duduk ! apakah anjing tidak tahu bahwa kita tidak dapat duduk ?” lembu jantan itu merasa dipermainkan lalu berputar – pitar di ruangan itu.
Kerbau : “Uak…! Saya jadi serba salah mana mungkin saya dapat duduk seperti anjing !”

Anjing sejak tadi di dapur menyediakan makanan, mendengar keluhan tamunya. Ia tertawa dalam hati.
Anjing : “Tahu rasa kalian !” kemudian Ia menuju ke ruang tamu.
Anjing : “Silakan duduk dengan enak, saudara – saudara ! Mengapa kelihatan gelisah ? apa ruang tamu ini kurang serasi ?”

Tamu – tamu itu terdiam. Mereka mencoba duduk. Tapi repot juga tampaknya. Kambing duduk dengan kaki belakang teranjur kemuka. Kaki depan ditopangnya. Punggungnya terasa pegal, mau patah. Kuda juga begitu. Kerbau berkali – kali terguling karena kaki depannya sulit menopang perutnya yang besar, lembu melenguh – lenguh menahan napasnya yang terasa sesak.
Akhirnya tamu – tamu itu memberontak dan marah – marah. Apalagi ketika mereka mendengar anjing tertawa terbahak – bahak di dapur.

Kuda : “Kurang ajar, kau ! Berani mempermainkan kami !” bentak kuda sambil menyepak anjing dengan kaki belakangnya. Hadirin beramai – ramai hendak menghajar anjing. Akan tetapi, anjing dapat melarikan diri.
Dengan terpincang – pincang, anjing lari terbirit – birit meninggalkan tamunya. Rumah anjing itu diobrak – abrik hingga berantakan. Sejak saat itu persahabatan mereka menjadi retak. Itulah sebabnya, anjing selalu menggonggong jika bertemu dengan kuda, kambing, lembu, atau kerbau.

0 komentar:

Posting Komentar