This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 05 November 2013

Tata Nama Senyawa Organik

Menuliskan nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Untuk lebih memahami kimia terlebih dahulu harus dipahami rumus kimia. Rumus kimia ada 2 macam yaitu rumus molekul dan rumus empirisRumus molekul menyatakan jumlah atom yang sebenarnya setiap unsur yang menyusun dalam satu molekul suatu materi. Sedangkan rumus empirismenyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom setiap unsur penyusun materi tersebut. Rumus kimia yang kita kenal sehari-hari berupa rumus kimia unsur dan rumus kimia senyawa.
1.    Rumus Kimia Unsur dan Rumus Kimia senyawa Semua unsur logam dan beberapa unsur non logam yang merupakan struktur raksasa atau terdiri dari atom-atom yang berdiri sendiri ditulis sebagai lambang unsurnya.
Contoh:
Nama UnsurRumus Kimia
BesiEmas
Karbon
Boron
Kalium
Helium
Neon
Argon
FeAu
C
B
K
He
Ne
Ar
  1. Ada sekitar 9 unsur yang membentuk molekul sederhana (diatomik, tetraatomik, oktaatomik) dituliskan sebagai lambang unsur yang diikuti jumlah atom penyusun tiap molekulnya.
Contohnya:

Nama Unsur

Rumus Kimia

Hidrogen
Oksigen
Nitrogen
Fluor
Klor
Brom
Sulfur
Fosfor
H2
O2
N2
F2
Cl2
Br2
S2 atau S8
P4
  1. Senyawa yang merupakan gabungan dari beberapa unsur, dilambangkan dengan beberapa lambang unsur beserta jumlah atom tiap partikel dasarnya (molekul atau ion)
SenyawaRumus KimiaJumlah atom
AirH2O3 atom terdiri atas 2 atom H dan 1 atom O
BenzenaC6H612 atom terdiri atas 6 atom C dan 6 atom H
AlkoholC2H6O9 atom terdiri atas 2 atom C, 6 atom H dan 1 atom O
AsetonC3H6O10 atom terdiri atas 3 atom C, 6 atom H dan 1 atom O
Gula tebuC12H22O1147 atom terdiri atas 12 atom C, 22 atom H dan 11 atom O
Pengertian Penulisan Rumus Kimia
2 H2 artinya 2 molekul gas hidrogen
2 Fe               artinya 2 atom Fe
2 C2H5OH     artinya 2 molekul etanol
15 NH3 artinya 15 molekul amoniak (NH3)
2.    Rumus Empiris, rumus molekul, rumus struktur (rumus bangun)
Penulisan rumus kimia dapat berupa rumus empiris, rumus molekul dan rumus struktur.
-            Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan terkecil dari atom-atom yang bergabung. Rumus ini tidak menunjukkan jumlah atom yang bergabung.
-            Rumus molekul adalah rumus kimia yang menunjukkan jumlah atom yang bergabung dalam setiap molekul senyawa tersebut.
-            Rumus struktur adalah rumus kimia yang menggambarkan letak ikatan unsur-unsur dalam suatu senyawa. Rumus struktur akan dibicarakan lebih lanjut pada bab ikatan kimia dan bab senyawa karbon
Contoh :
Rumus empiris          Rumus molekul                       Rumus strutur
CH                                          C2H2 H – C º C – H
CH2O                             C2H4O2 CH3COOH
NoNama SenyawaRumus MolekulRumus Empiris
1.AirH2OH2O
2.Hidrogen PeroksidaH2O2(HO)
3.AlkoholC2H6OC2H6O
4.Garam dapur-NaCl
5.Aluminium Sulfat-Al2(SO4)3
6.GlukosaC6H12O6(CH2O)
7.Asam cukaC2H4O2(CH2O)
8.AmoniakNH3NH3
3.    Pemberian Nama Senyawa
Menuliskan rumus kimia dan pemberian nama suatu senyawa bertujuan untuk membedakan zat tersebut dari zat yang lainnya. Penulisan rumus kimia senyawa tidak lepas dari ikatan yang ada dalam senyawa tersebut.
A.    Senyawa ion (terbentuk antara unsur logam dengan non logam)
Nama senyawa ion biner (dari dua unsur) sesuai dengan nama unsur – unsurnya ditambah akhiran ida. Jika unsur logam mempunyai beberapa valensi maka valensi logam harus disertakan dan ditulis dalam angka romawi dalam kurung.
Contoh :
Beberapa senyawa yang mungkin dapat terbentuk dari unsur Al, Na, Ca, Fe, Cl, O, S dan N diantaranya adalah:
Al3+ +  3 Cl ® AlCl3 nama      Aluminium klorida
Al3+ +  O®     Al2O3 nama      aluminium oksida
Na+ +  Cl®     NaCl         nama      natrium klorida
Ca2+ + O®      CaO          nama      kalsium oksida
Na+ +  S®     Na2S         nama      natrium sulfida
Na+ +  N®    Na3N        nama      natrium Nitrida
Fe2+ + S®       FeS           nama      Besi (II) sulfida
Fe3+ + S®       Fe2S3 nama      Besi (III) sulfida
Untuk lebih memahami penulisan rumus kimia senyawa ion dan pemberian namanya lengkapi tabel berikut:
AnionKationSBrCOkarbonatClSOsulfat
K+
Ca
Al
Co
Co


B.    Senyawa Kovalen :
Untuk memperkirakan rumus molekul senyawa kovalen anda harus memperhatikan aturan oktet dan duplet dari Lewis. Sehingga anda harus memperhatikan elektron valensi atom – atom yang berikatan. Cara memberi nama senyawa hampir mirip dengan senyawa ion, karena pada umumnya unsur metalloid dan non logam dapat mempunyai beberapa valensi, maka valensi atom pusat harus ditulis dalam angka romawi dalam kurung atau jumlah atom yang mengelilingi atom pusat dinyatakan dalam bilangan yunani.
Contoh :
Senyawa karbon dengan oksigen dapat terbentuk :
CO  = Karbon monoksida
CO2 = Karbon dioksida
Senyawa P dengan Cl dapat terbentuk:
PCl3 = Pospor (III) klorida atau pospor triklorida
PCl5 = Pospor (V) klorida atau pospor pentaklorida

STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
1.HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".

Contoh:
hidrogen  + oksigen  ®   hidrogen oksida
   (4g)         (32g)               (36g)
2.HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"

Contoh:

a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14)  : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

keuntungan dari hukum proust:bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.

Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
massa C
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%
3.HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".

Contoh:Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16

Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
4.HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT

dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:


A.

HUKUM BOYLE



Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan 2 atmosfir ?

Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10  ®  P2 = 1 atmosfir
B.HUKUM GAY-LUSSAC

"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 
/ V2 = n1 / n2

Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14

Jawab:

V1/V2 = n1/n2 ®  10/1 = (x/28) / (0.1/2) ®  x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

C.HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
D.HUKUM AVOGADRO


"Pada suhu dan tekanan yang sama, 
gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol

Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:

P. V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ®  V2 = 12.31 liter

1.Massa Atom Relatif (Ar)merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12
2.Massa Molekul Relatif (Mr)merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan dari massa atom unsur-unsur penyusunnya.

Contoh:

Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?

Jawab:

Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220



1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mrsenyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka :
L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh:
Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023molekul.

Uji Praktikum Larutan Elektrolit Dan Elektrolit

Laporan praktikum
-      Judul praktikum   : Menguji larutan elektrolit dan non elektrolit.
-      Tujuan praktikum : Memperhatikan ada tidaknya gejala yang timbul  
                                        pada larutan elektrolit dan non elektrolit.
-      Dasar teori          : Larutan elektrolit dan non elektrolit.

Alat dan bahan
Alat:
-      2 baterai bekas berukuran besar, dan ambil batang karbonnya.
-      3 baterai baru berukuran besar.
-      1 buah lampu berukuran lampu senter.
-      Kabel berukuran 2 meter di bagi menjadi 2 bagian.
-      8 buah gelas pelastik.
-      8 buah sendok pelastik.
-      Tisu/ kain pembersih.

Bahan:

-      Garam 2 sdm
-      Gula 2 sdm
-      Sabun cuci 2 sdm
-      Sabun mandi cair 2 sdm
-      Pembersih wajah/ penyegar 3 sdm
-      Cuka 20ml (10 sdm)
-      Shampo 1 sachet
-      Alkohol 20ml

Cara kerja:
  1. Rangkailah alat penguji larutan elektrolit dan non elektrolit seperti gambar.
  2. Masukkan bahan – bahan yang akan di uji ke dalam masing – masing gelas pelastik.
  3. Celupkan 2 batang karbon ke dalam masing – masing larutan, amati dan catatlah gejala – gejala yang terjadi pada batang karbon dan lampu.

     Hasil pengamatan:
    • gula: Gelembung tidak ada pada saat kedua batang baterai di pisah.
    • sabun mandi: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas.
    • shampo: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas.
    • pembersih wajah: jika di pisah tidak menyalah dan tidak ada    gelembung gas
    • cuka: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas.
    • garam: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas.
    • alkohol: jika di pisah tidak menyalah dan ada gelembung gas.
    • detergen: ada gelmbung gas, jika di pisah tidak menyalah.
    Kesimpulan:

    -     Garam dapat menghantarkan listrik, sehingga lampu dapat menyala dan adanya gelembung gas. Tapi pada saat kedua barang baterai di pisah lampu menjadi redup, bahkan lampu tidak menyala.
    -     Sifat garam = sifat alcohol.
    -     Sifat shampoo = sifat sabun mandi.

    contoh gambar sebuah rangkaian

                    
                         



     

    Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

    LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

    Suatu larutan pada umumnya didefinisikan sebagai A. Apakah Larutan Itu?
    Masih ingatkah Anda, apakah larutan itu?
    Tentunya Anda masih ingat bukan? Larutan adalah campuran yang bersifat homogen atau serbasama. Jika Anda melarutkan 2 sendok makan gula putih (pasir) ke dalam segelas air, maka Anda telah mendapatkan larutan gula.
    Cobalah Anda ingat kembali, manakah dari gula dan air yang berperan sebagai zat terlarut dan zat pelarut.
    Di SMP atau bahkan di SD Anda pernah membedakan benda-benda yang dapat menghantarkan listrik atau tidak dapat menghantarkan listrik, melalui percobaan berikut.
    Gambar 1. Percobaan daya hantar listrik suatu benda
    Setelah diamati percobaan seperti di atas, kita dapat membedakan benda yang dapat menghantarkan listrik dengan lampu menyala. Sedangkan benda yang tidak menghantarkan listrik lampunya padam. Ternyata paku dapat menghantarkan listrik sedangkan plastik tidak menghantarkan listrik.
    Bagaimanakah seandainya rangkaian uji elektrolit pada percobaan di atas, dapatkah kita gunakan untuk uji coba berbagai larutan.
    Marilah kita lakukan percobaannya sesuai petunjuk percobaan berikut:
    a. Alat dan bahan yang harus disediakan
    Tabel 1. Alat dan bahan
    Alat dan bahan
    Ukuran/satuan
    Jumlah
    Gelas kimia
    Alat penguji elektrolit
    Baterai 1
    Air suling
    Larutan HCl
    Larutan asam cuka (CH3COOH)
    Larutan NaOH
    Larutan ammonia (NH3)
    Larutan gula
    Larutan NaCl (garam dapur)
    Etanol (alcohol)
    Air ledeng
    Air sumur
    100 ml

    9 volt

    1 M
    1 M
    1 M
    1 M

    1 M
    70%

    10
    1 set
    1
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL
    50 mL

    b. Cara Kerja
    1.Rangkaian alat penguji elektrolit seperti gambar 2 di bawah ini.
    Gambar 2. Pengisi elektrolit
                                  1. batu baterai
    2. kabel penghubung
    3. bola lampu
    4. elektroda karbon
    5. elektroda karbon
    6. larutan yang diuji
    7. gelas kimia
    2.3.Masukkan kira-kira 50 ml air kran ke dalam gelas kimia dan uji daya hantar listriknya. Catat apakah lampu menyala atau timbul pada elektroda.
    Bersihkan elektroda dengan air dan keringkan, kemudian dengan cara yangs ama uji daya hantar listrik larutan di bawah ini. Catatlah di tabel 2 pengamatan.
    Tabel 2. Pengamatan
    Bahan yang Diuji
    Rumus zat Terlarut
    Lampu Menyala/
    Lampu Tidak Menyala
    Pengamatan Lain
    Air suling
    Air ledeng
    Air sumur
    Larutan HCl
    Asam cuka
    Larutan NaOH
    Larutan amonia
    Larutan gula
    Larutan NaCl
    Alkohol



    HCl
    CH3COOH
    NaOH
    NH3
    C12H22O11
    NaCl
    C2H5OH
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..
    …..

    c. Setelah melakukan percobaan
    Cobalah Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut dan jangan lupa berdiskusi dengan teman-temanmu ini.
    1. Cobalah amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang    elektroda, adakah perubahan?
    2. Diantara bahan yang diuji, zat manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
    3. Buatlah definisi tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
    4. Diantara larutan elektrolit di atas, manakah zat terlarutnya yang tergolong:
    •  (a) ikatan ion
    • (b) ikatan kovalen
    Cobalah Anda bandingkan dengan jawaban di bawah ini.
    1. Pada saat melakukan percobaan dapat diamati yang terjadi pada lampu dan elektroda (batang karbon). Pada lampu ada yang menyala terang, redup dan tidak menyala. Sedangkan pada batang karbon terdapat gelembung gas dan ada pula yang tidak ada gelembungnya.
    2. Zat-zat yang dapat menghantarkan listrik adalah HCl, CH3COOH, NaOH, NH4OH dan NaCl. Sedangkan yang tidak menghantarkan listrik : C12H22O11 dan C2H5OH.
    3. Dari hasil pengamatan, larutan-larutan yang dapat memberikan nyala pada lampu, baik terang, redup ataupun tidak menyala, tetapi ada gelembung gas disebut larutan elektrolit. Sedangkan sebaliknya disebut larutan non elektrolit jika tidak terdapat nyala lampu ataupun gelembung gas pada elektrodanya
    Pada saat Anda melakukan percobaan ternyata didapatkan larutan yang memberikan nyala terang, redup dan bahkan tidak menyala, ataupun pada elektrodanya, ada yang bergelembung gas ada pula yang tidak.
    Bagaimanakah hal ini dapat dijelaskan?
    Mengapa suatu larutan dapat menghantarkan listrik sementara yang lainnya tidak?
    Untuk dapat memahami keanekaragaman larutan ditinjau dari daya hantar listriknya, cobalah Anda pelajari dan pahami uraian materi berikutnya.
    Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
    Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
    Larutan ini dibedakan atas :
    1. ELEKTROLIT KUAT
    Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik   yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
    Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
    • Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
    • Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
    • Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
    2. ELEKTROLIT LEMAH
    Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
    Yang tergolong elektrolit lemah:
    a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
    b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
    c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
    Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
    Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
    - Larutan urea
    - Larutan sukrosa
    - Larutan glukosa
    - Larutan alkohol dan lain-lain campuran homogen dua macam komponen atau lebih dengan bermacam-macam konsentrasi. Berdasarkan sifat daya hantar listriknya larutan dapat dibedakan menjadi larutan yang dapat menghantarkan listrik (elektrolit) dan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik (non elektrolit).
    Untuk mengetahui sifat daya hantar listrik zat yang larut dalam air dapat dilakukan Uji Praktikum Eletrolit Dan Non Elektrolit dengan menggunakan alat uji elektrolit (Gambar 4.1). Jika alat itu dicobakan pada air murni ternyata lampu pada alat uji tidak menyala. Hal ini menunjukkan bahwa air murni tidak menghantarkan listrik. Tetapi jika kedalam air murni dilarutkan garam dapur (NaCl) larutan yang terbentuk dapat meng-hantarkan listrik dengan baik. Untuk me- ngetahui sifat daya hantar listrik larutan ujilah daya hantar listrik larutan-larutan 1,0M sebanyak 100 mL yang terdapat pada tabel di bawah ini.
    No
    Bahan
    Rumus SenyawaPengamatan nyala lampuPengamatan lain
    MenyalaTidak menyala
    1.Hidogen kloridaHCl
    2.AmoniakNH3
    3.Asam sulfatH2SO4
    4.Garam DapurNaCl
    5.Air kapurCa(OH)2
    6.Natrium HidroksidaNaOH
    7.Gula pasirC12H22O11
    8.Alkohol 70%C2H5OH
    9.Asam CukaCH3COOH
    10.AsetonCH3COCH3
    Berdasarkan hasil pengamatan anda di atas kelompokkan larutan tersebut kedalam kelompok larutan elektrolit dan non elektrolit.
    NoBahanRumusElektrolitNon Elektrolit
    1.Hidogen kloridaHCl
    2.AmoniakNH3
    3.Asam sulfatH2SO4
    4.Garam DapurNaCl
    5.Air kapurCa(OH)2
    6.Natrium HidroksidaNaOH
    7.Gula pasirC12H22O11
    8.Alkohol 70%C2H5OH
    9.Asam CukaCH3COOH
    10.AsetonCH3COCH3
    Pertanyaan :
    1. Mengapa larutan ada yang bersifat menghartar listrik (bersifat elektrolit) dan ada yang bersifat tidak menghantar listrik (non elektrolit)?
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    1. Diantara larutan elektrolit itu, larutan manakah yang mengandung zat terlarut tergolong senyawa ion dan senyawa kovalen?
    a.   Senyawa ion              : …………………………………………………….…………..
    1. Senyawa kovalen       : …………………………………………………….…………..
    2. Senyawa kovalen tertentu jika dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion-ion. Manakah dari senyawa kovalen yang diuji dapat menghasilkan ion-ion dan tidak menghasilkan ion-ion jika dilarutkan dalam air?
    Senyawa kovalen yang menghasilkan ion-ion:
    ………………………………………………………………………………………………
    Senyawa kovalen yang tidak menghasilkan ion-ion:
    ………………………………………………………………………………………………
    1. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang sama nyala lampu pada larutan elektrolit tidak sama, mengapa demikian?
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    1. Berdasarkan data pengamatan, kelompokkan larutan yang tergolong elektrolit kuat dan elektrolit lemah, Jelaskan!
    Elektrolit kuat :
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    Elektrolit lemah :
    ………………………………………………………………………………………………
    ………………………………………………………………………………………………
    Berdasarkan data percobaan diatas ternyata setelah larutan diuji dengan alat uji elektrolit lampu ada yang tidak menyala, menyala redup dan menyala terang. Jadi ada larutan yang bersifat tidak menghantarkan listrik, menghantarkan listrik tapi kurang baik, dan menghantarkan listrik dengan baik. Menyala atau tidaknya lampu memberi gambaran kepada kita ada tidaknya ion-ion yang terdapat dalam larutan.
    Dalam larutan non elektrolit zat terlarut tidak mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan tidak terdapat ion dan larutan tidak menghantarkan listrik. Sedangkan dalam larutan elektrolit zat terlarut mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Tentu saja kekuatan daya hantar listrik larutan berbanding lurus dengan jumlah ion-ion yang terdapat di dalamnya.
    Larutan yang daya hantar listriknya lemah (elektrolit lemah) menunjukkan bahwa jumlah ion-ion di dalam larutan sedikit, sedangkan larutan yang daya hantar listriknya kuat (elektrolit kuat) menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat banyak ion-ionnya. Peristiwa penguraian partikel zat terlarut menjadi ion-ionnya disebut ionisasi. Ion-ion dalam larutan elektrolit dapat dihasilkan dengan dua cara:
    1. Zat terlarut memang senyawa ion, misalnya NaCl. Kristal NaCl tertdiri atas ion-ion Na+ dan ion-ion Cl-. Jika kristal NaCl itu dilarutkan dalam air, maka ikatan antara ion positif dan ion negatif terputus dan ion-ion itu akan tersebar dan bergerak bebas di dalam larutan.
    NaCl (s)  + air                   Na+(aq)  + Cl-(aq)
    1. Zat terlarut bukan senyawa ion, tetapi jika dilarutkan dalam air, zat itu menghasilkan ion-ion, misalnya HCl, CH3COOH dan NH3.
    HCl(g)  +  air                  H+(aq)  +  Cl-(aq)
    CH3COOH   +  air                    CH3COO-(aq) +  H+(aq)
    NH3(g) + air                 NH4+(aq)  + OH-(aq)
    NH3 cair dan CH3COOH cair tidak dapat menghantarkan listrik, karena tidak terionisasi tetapi tetap dalam bentuk molekul-molekulnya. HCl juga larut dalam benzena, tetapi larutannya tidak dapat menghantarkan listrik. Berarti dalam benzena HCl tetap sebagai molekul.